Selasa, 03 November 2009

Teori Warna

Warna adalah salah satu faktor yang penting dalam sebuah desain grafis (lebih jauh lagi desain visual).

Warna yang kita lihat sebenarnya adalah spektrum cahaya yang dipantulkan oleh benda yang kemudian ditangkap oleh indra penglihatan kita (yakni mata) lalu diterjemahkan oleh otak sebagai sebuah warna tertentu. Sebagai contoh kita melihat warna hijau yang terdapat pada daun karena cahaya yang datang (umumnya cahaya matahari yang punya spektrum cahaya yg cukup komplit) diserap oleh daun selain warna hijau yang dipantulkan, dan cahaya hijau yg terpantul inilah yg kita tangkap sehingga kita dpt melihat bahwa daun berwana hijau. jadi sebenernya faktor penting bagi kita untuk melihat sebuah warna dengan baik adalah cahaya yang mengenai benda tersebut (contohnya adalah pada cahaya lampu TL, terdapat spektrum yang tidak sempurna sehingga terkadang warna yang kita lihat jg tidak seperti yang seharusnya).

karena terkait dengan cahaya maka kita mengetahui bahwa tidak semua spektrum cahaya dapat ditangkap oleh indra penglihatan kita, karena itu kemudian timbul istilah spektrum terlihat (visible spectrum) yang rangenya cukup besarnya. range inilah yang menjadi penyebab kita dapat melihat beraneka ragam warna yg secara umum dipisahkan menjadi beberapa spektrum dasar yakni mejikuhibingu.

ada beberapa properti umum dari warna yakni hue, saturation dan value (kadang value dsebut juga brigthness/lightness).
  1. hue secara sederhana bisa diartikan sebagai nama/ragam warna. Lebih spesifik hue adalah warna yang dipantulkan atau ditransmisikan oleh obyek.contoh warna yang kita sebut merah, hijau, kuning, dst.
  2. saturation dapat diartikan pada tingkat kemurnian warna (terkadang disebut juga sebagai chroma), dimana nilainya dihtung dari berapa banyaknya warna abu-abu yang terdapat pada warna dengan satuan %. Saturasi 0% berwarna abu2 (desaturated) dan 100% menjadi warna yang sangat murni /cerah (saturated).
  3. value (brightness/lightness) adalah nilai gelap terang warna yang biasanya dinilai dengan ukuran persen, dimana 0% = hitam dan 100% = putih.

model warna umumnya dibedakan atas 2 model dasar (hal ini sangat perlu untuk diketahui oleh desainer visual).
yang pertama adalah additive color model yaitu model warna yang didasarkan dari pencampuran warna berdasarakan emisi cahaya (model ini digunakan oleh media-media elektronik, seperti layar TV, monitor, LCD, dsb). Model ini dikenal dengan istilah RGB (Red Green Blue) Color System.Pada model ini pencampuran warna Red Green dan Blue akan menghasilkan warna putih (hal ini yang menjadikan warna putih sebagai warna yang kaya spektrum warna krn merupakan gabungan dari spektrum2 cahaya, ingat dengan penguraian cahaya matahari dengan prisma warna?? cahaya matahari digambarkan sebagai cahaya putih).

Model kedua disebut sebagai subtractive color model yaitu merupakan warna yang didapat dari pencampuran warna berdasarkan media tinta pada kertas. Model ini disebut juga dengan istilah CMYK (Cyan Magenta Yellow Black) color system. Pada sistem ini pencampuran warna CMYK akan menghasilkan warna hitam.(dalam konteks cahaya, hitam tidak merupakan sebuah spektrum cahaya melainkan hitam berarti tidak ada spektrum cahaya atau lawan dari putih yang memuat semua spektrum cahaya).

Sistem CMYK digunakan untuk proses cetak mencetak dengan media kertas.
subtractive model disebut juga dengan lawan dari additive, dimana sistem kerjanya sangat berlawanan. sebagai contoh pada penggabungan warna RGB 100% (R100% G100% B100%) akan menghasilkan warna putih dan RGB 0% menghasilkan warna hitam. CMY didapat dengan menggabungkan dua dari tiga warna GRB (C=G+B, M=R+B, Y=R+G), demikian pula dengan RGB yang dihasilkan dengan penggabunagn 2 dari 3 warna CMY.

Lalu ada pertanyaan knapa muncul K? K atau black muncul karena pada dunia cetak mencetak manusia ternyata belum mampu memproduksi wrna CMY yang murni sehingga bila warna CMY hasil produksi ini (dalam bentuk tinta tentunya) dicampurkan tidak akan menghasilkan warna hitam yang murni (melainkan warna gelap yang blum bisa dibilang hitam). karena itu hitam ditambahkan untuk mendapatkan hasil yang benar2 hitam. Sistem inilah yang dianut oleh printer.

pada dunia grafis digital umumnya terfokus pada model RGB dan CMYK. hal ini karena pada color space (color space= range spektrum warna yang terlihat oleh manusia), terdapat perbedaaan range antara model RGB dan CMYK. Hal inilah yang menjadi permasalahan. Sebagai salah satu solusinya adalah membedakan model warna pada dokumen digital kita sesuai dengan tujuan/media penyajiannya. untuk media digital sebaiknya gunakan model RGB dan untuk media cetak/kertas gunakan CMYK.

-indoforum.org-